Berikut Top 10 Pelukis Maestro Legendaris Indonesia versi JAVADESINDO Art Gallery, diapresiasi berdasarkan talenta, kontribusi dan
dedikasi para Pelukis dalam perkembangan bidang seni rupa khususnya karya seni
lukis diIndonesia oleh para pengamat
dan kritisi seni.
Salah
satu Pelukis Maestro Legendaris Indonesia pada era sebelum
kemerdekaan, saat Indonesia masih dijajah Belanda. Raden Saleh
merupakan salah satu Pelukis Maestro Indonesia yang diakui sebagai
Pelukis kelas Dunia. Karya-karya lukisanya merupakan saksi sejarah, banyak
menceritakan tentang situasi pada jaman perjuangan dan kehidupan masyarakat
khususnya Jawa. Salah satu karya lukisanya yang terkenal adalah “Penangkapan
Diponegoro”, Raden Saleh juga mendapat pengahargaan atas talenta karya seninya,
sehingga Beliau mendapat beasiswa dari pemerintah Belanda untuk Studi di Negara
Belanda dan Negara-negara Eropa lainya. Gaya aliran Lukisan saleh
adalah gaya Naturalism, Realism dan Klasik.
Salah
satu karya lukisan Raden Saleh berjudul " Berburu" media lukisan cat
minyak diatas canvas, dikoleksi oleh Museum Mesdag, Belanda.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2.
AFFANDI ( Cirebon 1907 – 1990 )
Merupakan salah satu Pelukis Maestro Legendaris Indonesia yang
namanya telah mendunia karena karya-karya lukisan abstraknya yang unik dan
berkarakter, dimana gaya lukisanya tersebut belum pernah ada, atau belum pernah
diciptakan oleh pelukis sebelumya. Gaya aliran Lukisanya merupakan gaya baru
dalam aliran lukisan modern khususnya ekspresionism. Karya-karya Lukisanya
banyak mendapatkan apresiasi dari para pengamat seni baik dari dalam dan luar
negeri, beliau aktif berpameran tunggal di Negara-negara seperti: Inggris,
Eropa, Amerika dan India, pada masa
Tahun 1950-an.
Affandi
merupakan salah satu Pelukis yang paling produktif, dimana beliau telah menciptakan
lebih dari 2 ribu lukisan selama hidupnya, karyanya telah tersebar diseluruh
pelosok Dunia dan dikoleksi oleh para Kolektor kelas lokal dan Dunia.
Gaya aliran Lukisan
Affandi adalah Abstrak yang masuk dalam bagian aliran ekspresionism.
Salah satu karya lukisan
Affandi berjudul "Wajah - wajah putra Irian" , media lukisan cat
minyak diatas canvas, ukuran 98cm X 126cm, dibuat tahun 1974
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3.
BASUKI ABDULLAH ( Surakarta 1915 – 1993 )
Pelukis
Maestro Legendaris Indonesia yang lahir di Surakarta, bakat dan
talenta melukisnya yang luar biasa terlihat dari setiap karya Lukisanya,
warna-warna yang terkombinasi matang, kehalusan goresan, kesempurnaan anatomi
obyek dan komposisi obyek.
Basuki
Abdullah semasa karirnya sebagai seorang Pelukis Maestro, pernah mengawali
karirnya studi di Belanda, dan mengadakan perjalanan ke Negara-negar Eropa
untuk memperdalam pengetahuanya tentang Seni rupa, diantaranya adalah Negara
Prancis dan Italia, Negara asal dari para Pelukis Maestro kelas Dunia (
Picasso, Leonardo da Vinci, Renoir, Monet, Paul Gaugin, Dll. ).
Salah
satu prestasinya yang mengharumkan nama Bangsa Indonesia di mata Dunia adalah
kesuksesanya menjuarai lomba sayembara melukis pada waktu penobatan Ratu
Yuliana (Belanda ) pada 6 September 1948, Basuki Abdullah menjadi juara dan
berhasil menyingkirkan 87 Pelukis dari Eropa, beliau juga pernah diangkat
menjadi Pelukis tetap di Istana Merdeka, dan karya-karyanya banyak menghiasi
ruangan Istana Merdeka.
Semasa hidupnya Basuki
Abdullah banyak menerima penghargaan baik dari dalam dan luar Negeri atas
Dedikasinya dalam Dunia seni khususnya Lukisan, gaya aliran Lukisan
Basuki Abdullah adalah Realism dan Naturalism.
Salah
satu lukisan Basuk Abdullah berjudul " Diponegoro memimpin pertempuran
" media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 150cm X 120cm, dibuat
tahun 1940
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hendra Gunawan lahir di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1918,
dan Wafat di Denpasar, Bali. 17 Juli 1983.
Hendra Gunawan adalah seorang pelukis, penyair, pematung dan pejuang gerilya. Selama masa mudanya ia bergabung dengan tentara pelajar dan merupakan anggota aktif dari Poetera (Pusat Tenaga Rakyat) dan organisasi yang dipimpin oleh Sukarno dan lain-lain. Ia juga aktif dalam Persagi (Asosiasi Pelukis Indonesia, sebuah organisasi yang didirikan oleh S. Soedjojono dan Agus Djaya pada tahun 1938.
Hendra Gunawan memiliki komitmen dalam pandangan politiknya, mengabdikan hidupnya untuk memerangi kemiskinan, ketidak adilan dan kolonialisme. Dia dipenjara di Kebon Waru atas keterlibatannya di Institut Budaya Populer (Lekra), sebuah organisasi budaya yang berafiliasi dengan komunis sekarang sudah tidak berfungsi, Partai Indonesia (PKI). Penahanan Hendra Gunawan selama 13 Tahun dimulai pada tahun 1965 hingga tahun 1978. Selama di dalam penjara beliau tetap aktif berkarya membuat lukisan bertema tentang kehidupan masyarakat pedesaan pada jamanya, seperti: Panen Padi, berjualan buah, kehidupan nelayan, suasana panggung tari-tarian, dll. Hampir disemua Lukisanya berlatar belakang alam.
Dengan talenta sebagai seorang Pelukis senior dan memiliki karakter karya Lukisan yang khas, menjadikan namanya masuk dalam daftar Pelukis Maestro Legendaris ternama Indonesia.
Karakter Lukisan beliau sangat berani dengan ekspresi goresan cat tebal, dan ekspresi warna kontras apa adanya, karya Lukisanya banyak dikoleksi oleh para kolektor dalam negeri. Perjalanan Aliran Lukisan karya Hendra Gunawan pada awalnya adalah realism yang melukiskan tema-tema tentang perjuangan sebelum kemerdekaan, namun setelah era kemerdekaan, karya-karya lukisan ber metamorfosa kedalam aliran lukisan ekspresionism, tema-tema lukisanya tentang sisi-sisi kehidupan masyarakat pedesaan.
Hendra Gunawan adalah seorang pelukis, penyair, pematung dan pejuang gerilya. Selama masa mudanya ia bergabung dengan tentara pelajar dan merupakan anggota aktif dari Poetera (Pusat Tenaga Rakyat) dan organisasi yang dipimpin oleh Sukarno dan lain-lain. Ia juga aktif dalam Persagi (Asosiasi Pelukis Indonesia, sebuah organisasi yang didirikan oleh S. Soedjojono dan Agus Djaya pada tahun 1938.
Hendra Gunawan memiliki komitmen dalam pandangan politiknya, mengabdikan hidupnya untuk memerangi kemiskinan, ketidak adilan dan kolonialisme. Dia dipenjara di Kebon Waru atas keterlibatannya di Institut Budaya Populer (Lekra), sebuah organisasi budaya yang berafiliasi dengan komunis sekarang sudah tidak berfungsi, Partai Indonesia (PKI). Penahanan Hendra Gunawan selama 13 Tahun dimulai pada tahun 1965 hingga tahun 1978. Selama di dalam penjara beliau tetap aktif berkarya membuat lukisan bertema tentang kehidupan masyarakat pedesaan pada jamanya, seperti: Panen Padi, berjualan buah, kehidupan nelayan, suasana panggung tari-tarian, dll. Hampir disemua Lukisanya berlatar belakang alam.
Dengan talenta sebagai seorang Pelukis senior dan memiliki karakter karya Lukisan yang khas, menjadikan namanya masuk dalam daftar Pelukis Maestro Legendaris ternama Indonesia.
Karakter Lukisan beliau sangat berani dengan ekspresi goresan cat tebal, dan ekspresi warna kontras apa adanya, karya Lukisanya banyak dikoleksi oleh para kolektor dalam negeri. Perjalanan Aliran Lukisan karya Hendra Gunawan pada awalnya adalah realism yang melukiskan tema-tema tentang perjuangan sebelum kemerdekaan, namun setelah era kemerdekaan, karya-karya lukisan ber metamorfosa kedalam aliran lukisan ekspresionism, tema-tema lukisanya tentang sisi-sisi kehidupan masyarakat pedesaan.
Salah
satu lukisan karya Hendra Gunawan berjudul " Mencari kutu rambut "
media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 84cm X 65cm, dibuat tahun 1953.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5.
S. SUDJOJONO (Kisaran, Sumatera Utara 1913 - 1985
S. Sudjojono sempat menjadi guru di Taman Siswa seusai lulus dari Taman Guru di perguruan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara itu. Ia ditugaskan oleh Ki Hajar Dewantara untuk membuka sekolah baru di Rogojampi, Banyuwangi, tahun 1931. Namun ia kemudian memutuskan untuk menjadi pelukis. Pada tahun 1937, ia ikut pameran bersama pelukis Eropa di Kunstkring Jakarya, Jakarta. Inilah awal namanya dikenal sebagai pelukis, Pada tahun itu juga ia menjadi pionir mendirikan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi). Oleh karena itu, masa itu disebut sebagai tonggak awal seni lukis modern berciri Indonesia. Ia sempat menjabat sebagai sekretaris dan juru bicara Persagi. Selain sebagai pelukis, ia juga dikenal sebagai kritikus seni rupa pertama di Indonesia. Lukisanya memiliki karakter Goresan ekspresif dan sedikit bertekstur, goresan dan sapuan bagai dituang begitu saja ke kanvas.
Pada periode sebelum kemerdekaan, karya lukisan S.Sudjojono banyak bertema tentang semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajahan Belanda, namun setelah jaman kemerdekaan kemudian karya Lukisanya banyak bertema tentang pemandangan Alam, Bunga, aktifitas kehidupan masayarakat, dan cerita budaya.
Salah
satu lukisan karya S. Sudjojono berjudul " Seko (perintis gerilya), media
lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 173,5cm X 194cm
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sang
Pelukis Maestro ini terkenal dengan ciri khas Lukisan bertema kucing, dilukis
dalam gaya ekspresionism bernuansa minimalis, cat tebal dan
bertekstur. Salah satu alasan Popo Iskandar gemar melukis kucing, seperti yang
pernah beliau ucapkan semasa hidup “ Tabiat kucing variatif, manja, binal dan
buas, tapi penurut. Karena itu saya menyukainya” katanya. Dia juga melukis
tema-tema binatang lainya seperti ayam dan harimau.
Lukisan
Popo Iskandar banyak dikoleksi dan sekaligus dijadikan sebagai icon dalam rumah
bergaya modern dan minimalis, karya-karya Lukisanya banyak mendapatkan
apresiasi dari para pengamat seni, baik dalam dan luar negeri.
Salah
satu lukisan karya Popo Iskandar berjudul " Kucing mata hijau ",
media lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 30cm X 40cm
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
7.
SRIHADI SOEDARSONO ( Solo 1931 )
Pelukis
maestro asal Solo – Jawa Tengah, karya-karya Lukisanya merupakan saksi
perjalanan sejarah yang beliau goreskan sejak jaman kemerdekaan hingga jaman
modern, tema tentang perjuangan, kehidupan, alam dan cinta, semua terkumpul
dalam karya-karya lukisanya, baik dalam sketsa maupun dalam karya lukisan
dengan berbagai media.
Srihadi
Soedarsono merupakan alumni ITB Tahun 1959, beliau juga mengenyam pendidikan
di Ohio State University, Amerika Tahun 1960 – 1962. Belaiu
pernah mengajar di ITB dan menjadi ketua Institut Seni Jakarta.
Srihadi Soedarsono termasuk
pelukis produktif, yang banyak menciptakan karya-karya Lukisan berkualitas
tinggi, dan sering mengadakan event pameran tunggal baik dalam dan luar negeri.
Karyanya telah banyak dikoleksi kolektor berkelas, dan hingga saat ini
lukisanya masih banyak diburu kolektor baik dalam dan luar
negeri. Gaya aliran lukisan karya Srihadi Soedarsono masuk
dalam gaya aliran lukisan modern kontemporer.
Salah
satu lukisan karya Srihadi berjudul " Borobudur II ", media lukisan
cat minyak diatas canvas, ukuran 95cm X 140cm, dibuat tahun 1982
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
8.
JOKO PEKIK ( Grobogan, Jawa Tengah 1938 )
Pernah
mengenyam pendidikan ASRI di Jogja ( Akademi Seni Rupa Indonesia ) yang
sekarang menjadi ISI ( Institut Seni Indonesia ), memiliki gaya dan karakter
Lukisan yang khas, beliau banyak mengkritisi dalam tatanan kehidupan sosial melalui
karya Lukisanya.
Perjalanan
hidupnya merupakan petualangan getir menuju kesuksesan, karena kasus LEKRA
beliau dikucilkan dari masyarakat, karya-karya lukisanya tidak dihargai hingga
pada era reformasi beliau mulai menemukan secercah harapan. Karya-karyanya
mulai diapresiasi oleh para pengamat seni, dan beberapa karya Lukisanya yang
bertema “Celeng” mendapat apresiasi yang luar biasa dari para pengamat maupun
para pecinta Lukisan, sehingga karya Lukisan Joko pekik mulai diburu banyak
kolektor dengan harga tinggi. Gaya aliran lukisan karya Joko Pekik
masuk dalam gaya aliran lukisan realisme sosialis.
Salah
satu lukisan karya Djoko Pekik berjudul "Berburu celeng" lukisan
seharga Rp. 1 Miliar, dibuat tahun 1998.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebagai salah satu Pelukis senior dengan karya-karya lukisan
figuratifnya yang khas dan unik, dimana selalu melukiskan figur manusia dengan mata
hitam pekat, seolah mengandung makna dan misteri yang dalam.
Kini
karya lukisan Jeihan seolah menemukan makna baru dalam tema yang lebih
religius, yang mungkin terinspirasi dari perjalanan Hajinya beberapa Tahun yang
lalu.
Lukisan karya Jeihan harganya
terus merangkak naik seiring dengan naiknya kepopuleran nama dan karya-karya
Lukisanya. Lukisan karya Jeihan termasuk dalam gaya aliran lukisan
figurative modern.
Salah satu lukisan Jeihan berjudul "Gadis berbaju putih" media
lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 60cm X 49cm, dibuat tahun 1975
Salah
satu Pelukis Maestro asal Kutoarjo – Jawa Tengah, sebagian besar karya
Lukisanya bertemakan Flora dan Fauna, terinspirasi dari pengalamanya yang
membekas pada Tahun 1939 saat beliau pernah bekerja sebagai mantri opnamer ( juru
ukur ) pada bidang kehutanan di Palembang selama tiga Tahun, dari pengamatanya
tentang alam, hewan dan tumbuhan selama beliau bekerja itulah yang mengilhami
sebagain besar karya Lukisanya bertema tentang Alam, flora dan fauna dilukis
dalam gaya batik kontemporer.
Sang
Pelukis maestro Widayat mengasah talentanya di ASRI ( Akademi Seni
Rupa Indonesia ) Jogja, yang di kemudian hari didaulat untuk mengajar
di akademi seni rupa tersebut. Semasa hidupnya beliau sering mengadakan pameran
baik tunggal ataupun kelompok, di dalam dan luar negeri
( Italy, Kuwait dan Singapura ). Beberapa penghargaan dibidang
seni pernah disandangnya, atas dedikasinya dalam bidang seni rupa.
Salah
satu lukisan karya Widajat berjudul " Kucing dan Ikan ", media
lukisan cat minyak diatas canvas, ukuran 58cm X 47cm, dibuat tahun 1989
Sumber : https://dunialukisan-javadesindo.blogspot.com/2011/06/top-10-pelukis-maestro-legendaris.html
0 Comments